Social Icons

Pages

Featured Posts

Kamis, 05 Desember 2013

SEJARAH JEPANG


Sampai dengan kondisi Jepang yang saat ini kita kenal dengan kecanggihan teknologinya, bangsa Jepang ternyata telah melewati aliran waktu sejarah yang panjang, hingga akhirnya terbentuklah karakter mereka seperti yang dapat kita saksikan dewasa ini. Berikut ulasan singkat mengenai sejarah bangsa dimulai dari era prasejarah
Prasejarah
Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolithic Bawah. Setelah beberapa zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat (dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang dari wilayah yang kini merupakan Tiongkok dan Korea. Zaman Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM. Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat, kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul (hunter-gatherer) semi-sedentism Mesolithic hingga Neolithic dan pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini. Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru seperti pertanian beras, pengairan dan permbuatan besi dan perunggu, yang dibawa serta migran-migran dari Korea, Tiongkok dan bagian-bagian lain di Asia. Periode tersebut dilanjutkan periode Kofun pada sekitar tahun 250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat.
Pada tahun 538, kedatangan agama Buddha menandai berawalnya Zaman Klasik. Zaman Klasik Menurut mitologi tradisional Jepang, Jepang didirikan oleh Kaisar Jinmu pada abad ke-7 SM, yang memulai mata rantai kaisar-kaisar yang masih belum putus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, para shogun, pihak militer, dan pada zaman modern, perdana menteri. Bagian sejarah Jepang meninggalkan catatan dimulai pada abad ke-5 dan 6 Masehi, saat sistem tulisan Tionghoa, agama Buddha, dan kebudayaan Tionghoa lainnya diperkenalkan Baekje, sebuah kerajaan di Korea. Melalui Perintah Perubahan Taika pada tahun 645, Jepang memperkuat penggunaan kebudayaan-kebudayaan Tionghoa, dan menyusun ulang sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Tiongkok. Ini membuka jalan bagi kekuatan filsafat Konfusianisme Tionghoa (confucianism) yang dominan di Jepang hingga abad ke-19. Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang yang kuat yang dipusatkan pada sebuah istana kekaisaran di kota Heijō-kyō (kini Nara). Istana kekaisaran tersebut kemudian pindah ke Nagaoka dan lalu Heian-kyō (kini Kyoto), memulai “masa keemasan” kebudayaan klasik Jepang yang dipanggil periode Heian.
Zaman Pertengahan
Zaman pertengahan Jepang dicirikan bangkitnya kelompok penguasa yang terdiri dari para ksatria yang disebut samurai. Pada tahun 1185, jendral Minamoto no Yoritomo adalah orang pertama yang menjadi penguasa pada saat yang bersamaan dengan Kaisar; dia berkuasa di Kamakura, di sebelah selatan Yokohama masa kini. Setelah Yoritomo wafat, klan ksatria lainnya Hojo, mengambil kekuasaan sebagai semacam adipati bagi para shogun. Keshogunan tersebut berhasil menahan serangan Mongol dari wilayah Tiongkok kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun Keshogunan Kamakura ini terbilang stabil, tak lama kemudian Jepang pecah kepada faksi-faksi yang saling berperang dalam masa yang kemudian dikenal sebagai Zaman Negara-Negara Berperang atau periode Sengoku. Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris dari Eropa tiba di Jepang untuk pertama kalinya, mengawali periode “Nanban” (”orang-orang barbar dari Selatan”) yang diisi pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara Jepang dan dunia Barat. Sekitar masa yang sama, Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa Ieyasu, makin memperkuat kontrolnya terhadap negara-negara berperang tersebut. Penanganan Nobunaga terhadap negara yang semena-mena dan otoriter membuatnya menjadi penguasa yang tidak disukai, meski kejeniusan militernya tidak dapat disangkal.
Penjajahan terhadap Korea yang dilaksanakan Hideyoshi pada tahun 1592 juga membuat namanya tercemar dalam sejarah Jepang, khususnya setelah Jepang berhasil diusir pasukan Dinasti Ming dari Tiongkok dan angkatan laut Korea. Tokugawa akhirnya mempersatukan negara setelah mengalahkan para musuhnya pada Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, dan memindahkan ibu kota ke Edo (kini Tokyo) dan memulai Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa, yang curiga terhadap pengaruh misionaris Katolik, melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa kecuali hubungan terbatas dengan pedagang Belanda di pulau Dejima. Mereka juga menjadi lebih berhati-hati terhadap pedagang dengan Tiongkok, khususnya setelah suku Manchu menguasai Tiongkok dan mendirikan Dinasti Qing. Suku Manchu menguasai Korea pada tahun 1637, dan pihak Jepang takut akan kemungkinan invasi dari suku Manchu. Jepang karena itu menjadi bahkan lebih terisolasi lagi dibandingkan sebelumnya. Periode pengurungan diri ini berakhir dua setengah abad kemudian, pada masa persatuan politis yang dikenal sebagai periode Edo, yang dianggap sebagai masa puncak kebudayaan pertengahan Jepang.
Zaman Modern
Pada tahun 1854, Komodor AS, Matthew C. Perry memaksa dibukanya Jepang kepada Barat melalui Persetujuan Kanagawa. Para samurai yang menganggap bahwa ini menunjukkan lemahnya keshogunan mengadakan pemberontakan yang berujung kepada Perang Boshin pada tahun 1867-8. Pihak keshogunan akhirnya mundur dan Restorasi Meiji mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Jepang mengadopsi beberapa institusi Barat pada periode Meiji, termasuk pemerintahan modern, sistem hukum, dan militer. Perubahan-perubahan ini mengubah Kekaisaran Jepang menjadi kekuatan dunia yang mengalahkan Tiongkok dalam Perang Tiongkok-Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang. Hingga tahun 1910, Jepang telah menguasai Taiwan, separuh dari Sakhalin, dan Korea. Awal abad ke-20 sempat menjadi saksi mata kepada “demokrasi Taisho” yang lalu diselimuti bangkitnya nasionalisme Jepang. Pada tahun 1936, Jepang menanda tangani Pakta Anti-Komintern dan bergabung dengan Jerman dan Italia untuk membentuk suatu aliansi axis. Pada tahun 1937, Jepang menginvasi Manchuria yang menyebabkan terjadinya Perang Tiongkok-Jepang (1937). Pada tahun 1941, Jepang menyerang pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan membawa AS memasuki Perang Dunia II. Setelah kampanye yang panjang di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang awalnya dimilikinya, dan AS mulai melakukan pengeboman strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya serta pengeboman atom terhadap Hiroshima dan Nagasaki. Jepang akhirnya menyerah kepada pihak Sekutu pada 15 Agustus 1945. Pendudukan Amerika secara resmi berakhir pada tahun 1952, meski pasukan AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya di Okinawa. Jepang menggunakan konstitusi baru sejak tahun 1947, yang menetapkan negara tersebut sebagai negara demokratis pasifis. Setelah pendudukan tersebut, produk domestik bruto Jepang tumbuh menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia di bawah program pengembangan industri yang agresif, proteksionisme, dan penundaan pertahanan strategis kepada AS. Meskipun pasar saham sempat jatuh dengan tajam pada tahun 1990 dan negara tersebut hingga kini masih belum pulih sepenuhnya dari hal itu, Jepang tetap merupakan sebuah kekuatan ekonomi dunia dan akhir-akhir ini telah mulai bangkit sebagai kekuatan strategis dengan mengirimkan pasukan non-pertempuran ke Perang Teluk, upaya kemanusiaan PBB untuk membangun kembali Kamboja, dan invasi AS terhadap Irak pada tahun 2003. sampai dengan awal tahun 2009, Jepang adalah kekuatan ekonomi terbesar kedua di Dunia. Di tengah krisis ekonomi global yang melanda dunia, Jepang menjadi satu-satunya negara yang justru nilai tukar uangnyamelejit naik, walau di satu sisi dampak negatif begitu terasa di sektor expor barang. Infrastruktur pemerintahan yang mengagumkan sejak zaman prasejarah hingga zaman modern menjadi contoh nyata betapa negara yang menjunjung tinggi kebudayaan akan terus eksis dari masa ke masa.

TARI BARONG

                                         Sejarah Barong       

Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.

Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.

Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.

Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.

Macam-macam Tari Barong

Barong Ket :



Barong Ket atau Barong Keket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan serta memiliki pebendaharaan gerak tari yang lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket ini merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang berkilauan dan bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman mirip pandan), ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak.


Barong Bangkal :



Bangkal artinya babi besar yang berumur tua, oleh sebab itu Barong ini menyerupai seekor bangkal atau bangkung, Barong ini biasa juga disebut Barong Celeng atau Barong Bangkung. Umumnya dipentaskan dengan berkeliling desa (ngelelawang) oleh dua orang penari pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat atau saat terjadinya wabah penyakit menyerang desa tanpa membawakan sebuah lakon dan diiringi dengan gamelan batel / tetamburan


Barong Landung



Barong Landung adalah satu wujud susuhunan yg berwujud manusia tinggi mencapai 3 meter. Barong Landung tidak sama dengan barong ket yg sudah dikomersialisasikan. Barong Landung lebih sakral dan diyakini kekuatannya sebagai pelindung dan pemberi kesejahteraan umat. Barong Landung banyak dijumpai disekitar Bali Selatan, spt Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan.


Barong Macan



Sesuai dengan namanya, Barong ini menyerupai seekor macan dan termasuk jenis barong yang terkenal di kalangan masyarakat Bali. Dipentaskannya dengan berkeliling desa dan adakalanya dilengkapi dengan suatu dramatari semacam Arja serta diiringi dengan gamelan batel.


Rangda



Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.

JOGER

                                                 Joger

 
Joger mungkin di telinga anda kata Joger sudah tidak asing lagi, apalagi yang sudah pernah melancong ke Pulau Bali. Produk – produk dari joger seperti Kaos, Tas, Sendal, dan Furnitur lainnya. namun selain kita sudah mengenal product – product joger kita harus tahu juga sejah joger hingga bisa seperti saat ini.
kata joger merupakan gabungan dari 5 Huruf yaitu J . O . G . E . R jika kita cari di kamus bahasa indonesia kata ini belum memiliki arti, ia itu pasti karena kaya JOGER itu sendiri bukan di ambil dari kata yang ada sebelumnya. Pada tahun 1980 Pak Joseph Theodorus Wulianadi (pemilik joger) mengawali usahanya di sebuah pertokoan di Jl. Sulawesi 37, Denpasar. awalnya Joseph Theodorus Wulianadi belum memiliki nama untuk Toko kecilnya itu tidak seperti toko – toko yang berada di sekitarnya sampai – sampai Dinas perdagangan Denpasar meminta agar Toko yang dimilikinya segera di berikan nama sehingga mudah di bedakan antara toko – tokok yang berada di sekitarnya. pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1951 Joseph Theodorus Wulianadi merenungkan diri di atas tempat tidurnya beliau merenungkan nama apa yang cocok untuk Tokonya itu. yang jelas Joseph Theodorus Wulianadi tidak ingin nama tokonya di berikan dengan nama yang umum atau yang biasa kita lihat di pasar – pasar atau toko biasa, beliau ingin nama tokonya itu bernama yang Unik artinya nama yang muncul dari dalam hati nurani. seiring detik jam berjalan Tuan Joseph Theodorus Wulianadi teringat dengan jasa besar dari Mr. Gerhard dimana dia telah memberikan dana sebesar $ 20.000 sebagai hadiah pernikahan Joseph Theodorus Wulianadi dengan Istri tercintanya Ery Kusdarijati, Mr. Gerhard merupakan teman sekolahnya dulu  di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman Barat, tahun 1970-an.
Dengan berjalannya waktu detik jam akhirnya tuan Joseph menggabungkan nama “Joseph” dan nama temannya “Gerhard” sehingga dari nama tersebut diambilah 2 karakter dari kiri dari nama Joseph = JO dan 3 karakter dari kiri Gerhard = GER sehingga jika digabungkan menjadi JOGER.
Dan pada tanggal 19 Januari 1981 merupakan hari lahir joger dimana nama joger pertama kalinya digunakan sebagai nama Toko tuan Joseph namun nama Tokonya saat itu belum murni JOGER tapi “ART & BATIK SHOP JOGER” awalnya masyarakat belum tau dan belum tertarik dengan Product yang di jual oleh toko ini namun karena seiring berjalannya waktu dan tren yang terus bergerak akhirnya product – product Toko Joger di terima dan menarik banyak masyarakat karena setiap barang seperti Kaos dan souvenir – souvenir lainnya terdapata  kata – kata yang unik khas Joger. hingga akhirnnya nama Joger menjadi nama besar dan harum. pada tanggal 7 Juli 1987 diputuskan bahwa joger hanya akan di buka di satu toko di Bali dimana hanya akan bisa di jumpai di Jl. Raya Kuta – Bali. dan sejak tahun 1990-an hingga saat ini Joger di sebut sebagai PABRIK KATA – KATA.

BEDUGUL

Buat para pencinta liburan di bali, tentu nama objek wisata Bedugul sudah tidak asing lagi terdengar di telinga anda. Ya dataran tinggi yang memiliki danau bernama Danau Beratan ini berada di ketingian 1250 meter diatas permukaan air laut. Bedugul memiliki iklim suhu di sekitaran 17 hinga 25 derajat, bahkan jika musim dingin tiba, saat bernafas anda akan mengeluarkan embun hangat yang bisa di lihat dengan mata telanjang.
Danau Beratan Bedugul
Danau Beratan Bedugul
Di Bedugul juga banyak pasangan muda yang membuat foto pribadi mereka untuk kebutuhan Prewedding, namun di sini anda harus pintar-pintar menawar harga untuk retribusi kepada pemerintah setempat.

Sejarah Bedugul

Sejarah nama Bedugul ada beberapa versi antara lain ialah, Bedugul di ambil dari kata Bedug Masjid karena adanya masyarakat Muslim di Bedugul dan Kul atau Kul-kul alat komuniksi masyarakat Bali atau juga bisa di sebut kentongan. Perpaduan kata Bedug dan Kul itu menjadi nama Bedugul. Ada juga versi lain yaitu ( maaf ) Alat kelamin pria, dimana pada jaman dahulu seorang raja yang mandi di Danau Beratan dan di lihat oleh warga sekitar, sambil mengatakan bedogol Rata kelihatan, makanya daerah tersebut dinamakan Bedugul.

Islam di Bedugul

Di Bedugul ada sebuah masjid yang sudah berusia cukup tua yang bernama Masjid Besar AL-Hidayah, Bedugul. Masjid ini berada di atas sebuah bukit kecil di sisi sebelah barat Danau Beratan. Dari halaman atas masjid anda bisa memandang keseluruhan Danau Beratan yang indah serta hamparan bukit yang mengelilingi danau tersebut. Islam di sini sangatlah kental dan sangat toleransi terhadap umat lain, nyaris tidak ada gesekan yang timbul. Di Bedugul sendiri kehadiran masjid sangatlah banyak tersebar, jadi anda tidak perlu khuatir jika ingin mencari masjid yah.
Komunitas Muslim di Bedugul menurut salah satu sejarah ialah, dimana masyarakat muslim ini ialah bagian dari komunitas sidhu kabupaten Karangasem yang ber-etnis Lombok. Mereka dipindahkan oleh Raja Karangasem ke kawasan Bedugul. Sejarah juga mencatat saat Belanda akan masuk ke Bali melalui pesisir utara Singaraja, kerajaan Mengwi dan Karangasem juga turun membantu melawan Belanda disanalah masyarakat Islam Bedugul juga membantu untuk memukul mundur penjajah Belanda.

Objek Wisata di seputaran Bedugul

Beberapa objek wisata yang juga terdapat di kawasan Bedugul ialah, Pura Luhur Ulundanu Bedugul, Danau Beratan, Danau Tamblingan, Danau Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bedugul. Selain itu juga terdapat objek wisata pendukung lainnya yang juga terkenal seperti Air Terjun Git-git dan Air Panas Angseri. Selain itu, di sana juga di dukung rumah makan halal di bedugul untuk menunjang paket tour muslim di bali.

Hasil Alam

Hasil alam dari kawasan Bedugul sangatlah melimpah ruah. Buah-buahan seperti strawberry, markisa, terong belanda, jeruk. Sayur-mayur seperti kembang kol, sawi, selada, cabai, tomat, brokoli, paprika dan masih banyak lainnya. Hasil alam ini di suplay untuk kebutuhan masyarakat Bali, serta untuk kebutuhan akomodasi pariwisata seperti Hotel, Villa di Bali dan restaurant.
Kebun strawberry di Bedugul
Kebun strawberry di Bedugul

Jarak tempuh

Untuk menuju objek wisata Bedugul, saat ini belum terdapat angkutan umum yang melayani rute Denpasar – Bedugul, namun anda bisa menggunakan bus kecil tujuan Denpasar – Singaraja dan turun di Bedugul. Jarak tempuh ke objek wisata ini dari Denpasar, sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Selama perjalanan anda akan di suguhkan pemandangan persawahan di kanan dan kiri, kemudian dilanjutkan dengan perkebunan Kol, Tomat, Cabai dan tentunya pohon strawberry.

 PANTAI SANUR


Sejarah Pantai Sanur
Pantai sanur berdiri pada tahun 1932 yang didirikan oleh Adrean Jean Majeor The Mark pres. Pada mulanya Adrean Jean Majeor The Markpres berlayar di Indonesia, beliau sempat singgah di Pulau Bali. Pada saat itu Adrean jean Majeor The markpres bertemu dengan seorang gadis bernama Nyi Nyoman Polok, ia baru berusia 15 tahun. Ia baru berusia 15 tahun. Kemudian mereka menjalin hubungan dan kemudian mereka menikah.
Pada tahun 1958 Adrean jean Majeor The Markpres meninggal dan pada tahun 1985 Nyi Nyoman Polok juga meninggal.
Pantai sanur terkenal dengan matahari terbitnya. Menurut orang-orang Pantai Sanur adalah tempat suci Nyi Roro Kidul dan akirnya Pantai Sanur menjadi salah satu obyek wisata di Pulau Bali yang terkenal di dunia. Pantai sanur juga terkenal dengan pasir putihnya yang dapat menghilangkan penyakit rematik.

Kondisi Fisik Pantai Sanur
Obyek ini memiliki tempat yang strategis yang memiliki panjang pasir putihnya 3 kilometer dari pesisir pantainya. Sebenarnya pantai sanur ini sangat indah, tetapi sayangnya kurang terawat karena tidak ada petugas kebersihannya.

Pembagian-Pembagian ruang Pantai Sanur
Di Pulau ini terdapat bangunan yang terletak di pesisir pantai yang terbuat dari batu-batu ditumpuk dan ditata rapi, di atas batu-batu itu diberi lempengan yang rata. Jadi bangunan ini sangat bagus sekali.

Pengunjung Pantai Sanur
Pantai sanur yang memiliki tempat sejuk ini terdapat banyak pengunjung terutama para turis manca negara yang berpariwisata.

Sarana Prasarana Pantai Sanur
Obyek ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap, seperti pedagang, kamar mandi, restoran, vila, tempat beristirahat dan lain-lain.

Pemilik / Pedagang di Pantai Sanur
Di Obyek Pantai Sanur ini terdapat pedagang, pedagang kain, cindra mata, makanan dan lain lain. Harganyapun tidak terlalu mahal, apalagi kalau kita pandai-pandai menawar.

Kelebihan Pantai Sanur
Pantai ini karena memiliki tempat yang stratergis, sejuk maka para pengunjungpun merasanyaman, apalagi dengan pasir putihnya yang dapat mengobati rematik.

MUSEUM BALI

                                                      MUSEUM BALI



alt
SEJARAH MUSEUM BALI
 Museum ini dirintis tahun 1910 oleh w.f.j. Kroon. Bentuk bangunan museum merupakan perpaduan arsitektur antara pura dan puri. Didirikan di atas areal seluas 2.600 m2 meliputi 3 halaman yaitu : halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba tengah) dan halaman dalam (jeroan) yang dibatasi dengan tembok dan gapura.Pada halaman dalam terdapat 3 buah gedung yaitu Gedung Tabanan, Gedung Karangasem dan Gedung Buleleng yang digunakan untuk memamerkan koleksi. Museum resmi dibuka untuk umum pada Tanggal 8 Desember 1932, dengan nama Bali Museum dan dikelola oleh Yayasan Bali Museum.
Tanggal 17 Agustus 1945 Bali Museum diambil alih oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bali kemudian Tanggal 5 Januari 1965 diserahkan ke Pemerintah Pusat di bawah Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan nama Museum Negeri Propinsi Bali.
Tahun 1969 Museum mendapat bantuan proyek Pelita dengan perluasan areal menjadi 6.000 m2 dan menambah gedung pameran yang disebut Gedung Timur. Sejak Otonomi Daerah Tahun 2000 Museum Negeri Propinsi Bali diserahkan kembali ke Pemerintah Provinsi Bali dengan nama UPTD. Museum Bali. Dan sejak Tahun 2008 UPTD Museum Bali berubah nama menjadi UPT. Museum Bali.

TATA PEMERAN KOLEKSI.
Koleksi Museum Bali sebagian besar terdiri dari benda ethnografi berupa perlengkapan upacara agama, tari wali, bangunan suci, yang memiliki kesamaan dengan yang masih berfungsi sakral di masyarakat saat ini. koleksi ditata menurut kensep "Trimandala " ( Utama Mandala, Mandya Mandala, Nista Mandala ). dalam rangka penerapan kensep Trimandala tersebut, benda benda yang tergolong sakral di Masyarakat di tata pada gedung Tabanan dan gedung karang asem. Kain-kain tradisional Bali, dipamerkan di Gedung Buleleng yang dianggap bagian tengah Museum. Yang tidak bersifat sakral atau biasa seperti koleksi senirupa ( lukisan, Patung, kerajinan). Koleksi yang berhubungan dengan peni9nggalan prasejarah ( sarcopagus/peti mayat dari batu, bekal kubur ) ditata di gedung Timur. 


Sejarah Pembangunan

Gagasan mendirikan museum Bali dicetuskan pertama kali oleh W.F.J. Kroon (1909-1913) Asisten Residen Bali Selatan di Denpasar. Gagasannya terwujud dengan berdirinya sebuah geung yang disebut Gedung Arca pada tahun 1910. Paraa arsiteknya adalah I Gusti gede Ketut Kandeldari banjar abasan dan Igusti Ketut Rai dari banjar Belong bersama seorang arsitek jerman yaitu Curt Grundler. Sokongan dana dan material berasal dari raja-raja yaitu Buleleng, Tabanan, Badung dan Karangasem.
Gagasan W.F. sttuterhim Kepala dinas purbakala, melanjutkan usaha-usaha melengkapi museum dengan peninggalan etnografi pada tahun 1930. Untuk memperlancar pengelolaan museum maka dibentuklah sebuah yayasan yang diketuai oleh H.R. Ha'ak, penulis G.J Grader, bendahara G.M.Hendrikss, para anggota R. Goris, I gusti Ngurah Alit raja Badung, I Gusti Bagus Negara dan W.Spies. Personalia yayasan disahkan pada tanggal 8 Desember 1932 dan sekaligus Museum Bali dibuka untuk umum. Gedung Tabanan, Gedung Karangasem dan Gedung Buleleng dibuka untuk pameran tetap dengan koleksi dari benda-benda prasejarah, sejarah, etnografi termasuk seni rupa.

Bangunan

Eksterior dinding, halaman, dan gerbang dirancang dengan gaya khas puri atau kerajaan di Denpasar. Ada empat paviliun di kompleks museum. Paviliun di tempat ini mewakili berbagai kabupaten di Bali.
Pada bagian utara terdapat paviliun Tabanan. Koleksi-koleksi yang ditampilkan adalah peralatan tari seperti kostum tari, semua jenis topeng untuk tarian topeng, wayang kulit, keris (pedang tradisional Bali) untuk tari Calonarang, dan juga beberapa patung kuno.
Di tengah kompleks tersebut berdiri paviliun Buleleng. Bangunan ini memiiki gaya khas Pura di Bali utara. Anjungan ini memiliki koleksi pakaian Bali termasuk kipas tradisional Bali.
Paviliun terakhir, yang terletak di pintu masuk utama di mana anda akan melihat kulkul yang tinggi menjulang (peralatan tradisional untuk mengumpulkan penduduk), serta berbagai koleksi prasejarah lainnya. Anda dapat melihat peralatan yang digunakan oleh manusia selama masa berburu dan bercocok taman, periode budidaya, dan periode metalik. Sedangkan lantai atas paviliun ini menampilkan koleksi seni rupa Bali. Museum Bali adalah tempat yang baik untuk belajar lebih banyak tentang Bali.

Akses

Museum Bali terletak di lokasi strategis di pusat kota Denpasar, tepatnya di jalan Mayor Wisnu. Pada bagian sebelah selatan museum terdapat Pura Jagatnatha, sedangkan lapangan Puputan Badung dan Patung Empat Wajah (Patung Catur Muka) berada di depan Museum Bali. Bila menggunakan kendaraan bermotor, jarak tempuh menuju Museum Bali memerlukan waktu kira-kira kurang lebih 45 menit lebih kurang 13 km perjalanan dari Bandara Ngurah Rai.

PANTAI KUTA



Pantai Kuta
Pantai Kuta Bali, sudah di kenal semenjak tahun 1960 hingga kini, dimana pantai kuta merupakan tempat wisata andalan dari Pulau Bali, bahkan pantai yang terletak di sebelah barat pulau Bali ini merupakan tempat wisata paling terpadat di Bali dan juga tempat tujuan wisata fovorit di Indonesia. Banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kuta untuk berenang atau menikmati pemandangan yang sangat indah.
Sunset di Pantai Kuta
Sunset di Pantai Kuta
Sejarah dari Pantai Kuta sendiri menurut pemerintahan setempat yaitu pada tahun 1336 dimana Patih Gajahmana dan pasukannya dari kerajaan Majapahit di Jawa berlabuh di bagian selatan pantai kuta yang kini lebih di kenal dengan nama Tuban. Karena daerah ini sangat bagus untuk tempat pelabuhan kapal, maka pelan-pelan kawasan ini berubah menjadi kota pelabuhan kecil, dimana para warga pun menyebut kawasan ini dengan nama Pantai Perahu. Banyak bukti sejarah yang bisa di temukan di kawasan ini mengenai sejarah pantai kuta.
Selain itu dulu kawasan pantai kuta juga merupakan kawasan hutan kecil, yang kemudian berbubah menjadi kawasan perkampungan nelayan di seputaran kuta. Lambat laut ketika moderenisasi mulai datang ke Bali, dan atas saran dari beberapa pelaku pariwisata di Bali. Mereka me-refrensikan Pantai Kuta sebagai pusat pariwisata dari Bali, yang menggantikan Pantai Sanur. Hal ini dengan banyaknya bangunan hotel dan dekat dengan Bandara yang telah di pindah dari Kabupaten Singaraja menuju Bali Selatan. Atas karena banyaknya bangunan hotel yang memiliki harga murah dan menyebabkan banyaknya wisatawan yang memilih untuk tinggal di Pantai Kuta, hal inilah yang membuat para pelaku wisata di Bali untuk memindahkan pusat pariwisata Bali ke Pantai Kuta ini.
 

Sample text

Sample Text

Yin And Yang

Sample Text

 
Blogger Templates